Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan di Teluk Wondama Capai 28,47% pada 2023
Demografi![1](https://cdn1.katadata.co.id/media/images/2023/08/30/2023_08_30-16_04_44_4f13963c45a0ac023a72b80005fe3bf1.jpg)
![databoks logo](https://cdn1.katadata.co.id/template/databoks_template_v2/images/rightbody.png)
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, prevalensi ketidakcukupan pangan (Prevalence of Undernourishment/PoU) di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mencapai 28,47% pada 2023.
Angka tersebut turun 3,79% dari tahun sebelumnya sebesar 32,26%, sedangkan dalam 5 tahun terakhir naik 9,71%.
Rata-rata PoU Indonesia sebesar 8,53% pada 2023. Berarti, PoU di Kabupaten Teluk Wondama lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Menurut Badan Pangan Nasional (Bapanas), PoU merupakan suatu kondisi seseorang, secara regular, mengkonsumsi jumlah makanan yang tidak cukup untuk memenuhi energi yang dibutuhkan untuk hidup normal, aktif, dan sehat. Indikator tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk melihat kondisi kerawanan pangan dan gizi.
Ini artinya, penduduk di Kabupaten Teluk Wondama yang mengkonsumsi makanan, tetapi kebutuhan energinya kurang, tidak sampai 28,47% dari total penduduk.
Dibandingkan dengan 6 kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat, PoU di Kabupaten Teluk Wondama ada di urutan ke-6. Wilayah dengan PoU terendah (urutan teratas) yakni Kabupaten Teluk Bintuni (21,48%) dan tertinggi (urutan terakhir) yakni Kabupaten Pegunungan Arfak (48,23%).
Berikut ini daftar PoU terendah di seluruh kabupaten/kota Provinsi Papua Barat pada 2023.
- Kabupaten Teluk Bintuni: 21,48%
- Kabupaten Kaimana: 21,91%
- Kabupaten Manokwari: 22,6%
- Kabupaten Fak Fak: 24,29%
- Kabupaten Manokwari Selatan: 27,0%
- Kabupaten Teluk Wondama: 28,47%
- Kabupaten Pegunungan Arfak: 48,23%
(Baca: Harga Pangan di Jawa Tengah Terkini, Berapa Harga Bawang?)