Apa yang Terjadi Bila Negara Beralih dari Energi Fosil ke Terbarukan?

Lingkungan
1
Erlina F. Santika 04/07/2024 17:04 WIB
Proporsi Responden terhadap Dampak yang Mungkin Terjadi Bila Negara Beralih dari Energi Fosil ke Energi Terbarukan (Januari-Februari 2024)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Ipsos Global merangkum 'imajinasi' atas dampak yang terjadi bila negara betul-betul beralih dari energi fosil ke energi terbarukan. Riset ini terbukukan dalam Earth Day 2024 pada 23 April 2024.

Banyak responden yang membayangkan bahwa transisi energi bisa membuat kualitas udara semakin baik. Dampak terhadap kualitas udara ini dipilih 52% responden.

Dampak terbesar kedua yang mungkin terjadi adalah menangani perubahan iklim, dipilih 50% responden. Ketiga, berpengaruh terhadap lingkungan alam negara yang dipiilh 49% responden.

Dampak transisi juga dinilai mampu membentuk ketahanan pasokan energi, sebesar 33% responden. Artinya, negara mampu memenuhi kebutuhan energi masyarakat dan menanggulangi gangguan, seperti pemadaman listrik.

Peralihan ke energi terbarukan juga dinilai berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang dipilih 29% responden. Selanjutnya, berpengaruh terhadap industri dan pekerjaan yang dipilih 25%.

Dampak terakhir yang mungkin terjadi adalah tagihan energi yang lebih terjangkau (23%) dan pengaruh terhadap biaya hidup (14%).

Sebagai catatan, Ipsos Global telah menghitung persentase di atas dari hasil proporsi dampak positif dikurangi negatif.

Survei ini melibatkan 24.290 responden dewasa berusia antara 18-75 tahun, diwawancarai secara daring pada 26 Januari–9 Februari 2024. Sampel tersebar di 33 negara.

(Baca juga: Ini Aksi yang Dinilai Paling Berdampak Mengurangi Emisi GRK)

Data Populer
Lihat Semua