BI Naikkan Suku Bunga ke 4,75%, Selisih Bunga Rupiah dengan Dolar Kembali Melebar

Moneter
1
Viva Budy Kusnandar 20/10/2022 18:30 WIB
Pergerakan Suku Bunga BI7DRR dan Suku Bunga The Fed (Jan-Okt 2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) naik 50 basis points (bps) menjadi 4,75% pada Kamis (20/10/2022).

Secara kumulatif, BI sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 125 bps dalam tiga bulan terakhir. Kenaikan ini membuat selisih suku bunga bersih rupiah dengan dolar Amerika Serikat kembali melebar menjadi 150 bps, dari sebelumnya yang hanya selisih 100 bps.

BI juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 4%, kemudian suku bunga lending facility naik 50 bps menjadi 5,5%.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, keputusan ini adalah langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi, sekaligus demi memastikan inflasi inti turun ke sasaran 3,0% +/-1% pada paruh pertama 2023.

"Serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat semakin kuatnya dolar AS serta tingginya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat," tutur Perry dalam rilis resminya.

BI juga terus memperkuat respon bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan, antara lain dengan:

  • Memperkuat operasi moneter melalui kenaikan struktur bunga di pasar uang.
  • Memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dengan tetap berada di pasar sebagai upaya pengendalian inflasi.
  • Melanjutkan pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder untuk memperkuat transmisi kenaikan Bi7DRR.
  • Melanjutkan implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha.

"Pertumbuhan ekonomi global melambat disertai dengan tekanan inflasi yang tinggi serta meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Setelah membaik di tahun ini, pertumbuhan ekonomi global pada 2023 diperkirakan akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Bahkan disertai dengan risiko resesi di beberapa negara," tutur Perry.

Sebelumnya, pada September 2022 Indonesia mengalami inflasi bulanan 1,17% (month-on-month/mom) atau 5,95% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan laju inflasi inti sebesar 0,3% (mom) atau 3,21% (yoy).

Tren naiknya suku bunga bank sentral AS sepanjang tahun 2022 telah memicu penguatan dolar AS terhadap mata uang dunia. Imbasnya, rupiah juga ikut melemah.

Pada perdagangan Kamis (20/10/2022) nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.579 per dolar AS. Nilai tersebut melemah Rp88 per dolar AS (0,56%) dari penutupan sehari sebelumnya.

(Baca: Ikuti The Fed, BI Naikkan Suku Bunga BI-7 Day pada September 2022)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua